recent posts

Wednesday, 29 April 2015

Pengalaman Organisasi

Hi! Kali ini saya ingin cerita pengalaman organisasi saya di lingkungan kampus.

Saat pertama kali jadi mahasiswa di Universitas Gunadarma, saya tertarik untuk ikut dalam Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi. Karena, sesuai dengan jurusan yang saya ambil, Sistem Informasi. Teman-teman sekelas saya pun banyak yang berminat untuk mendaftarkan diri untuk bergabung dalam HIMSI. Setelah saya mengisi formulir pendaftaran dan mengikuti prosedurnya, ternyata akan diadakan Malam Keakraban (Maker) sebagai sambutan 'Selamat Datang' kepada para mahasiswa baru yang baru mendaftar menjadi bagian dari HIMSI. Karena diadakannya Maker tersebut, saya dilarang oleh orangtua saya untuk menginap di luar kota (mengingat saya masih anak baru di kampus ini, jadi belum mengenal betul bagaimana 'medan' pertemanan&organisasi dikampus). Jadilah saya batal untuk menjadi bagian dari pengurus HIMSI.



Selang seminggu kemudian, saya lihat di banner ada OPEN REQUITMENT SNAP PHOTOGRAPHY. Wah, saya tertarik sekali karna saya menggeluti hobby Photography (Cek my instagram for the photographs : @almutt_ ) keesokan harinya saya langsung mendaftarkan diri ke stand Photography. Setelah diterima menjadi anggota baru, agenda SNAP ini ada hunting foto bersama. Saat hunting foto pertama kali, saya tidak hadir dikarenakan suatu hal. Dan hunting foto kedua di Kota Tua (kalo tidak salah) saya jg tidak ikut. Snap juga mengadakan seminar photography, namun seminar yang diadakan bertepatan dengan jam kuliah, jadi saya lebih mementingkan jam kuliah. Dan juga ada acara AWAL KARYA, yaitu pameran fotografi bagi anggota-anggota baru SNAP, dimeriahkan juga dengan Live Accoustic Performance, PhotoBooth, dll.
Karena saya kurang aktif datang di event2 / kumpul-kumpul anak SNAP, saya jadi merasa kurang nyaman karena kurangnya interaksi saya dengan teman - teman dan kakak-kakak senior di SNAP. Jadilah perlahan saya mulai menghilang dari agenda SNAP.




Sebenarnya, saat mendaftakan diri untuk ikut organisasi HIMSI, disaat itu juga saya mendaftarkan diri untuk bergabung dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) SWARADARMAGITA, yaitu UKM paduan suara Gunadarma yang terkenal dengan kualitasnya yang dibuktikan dengan memenangkan lomba-lomba dalam cakupan Nasional maupun Internasional. Setelah 2 minggu menjalani sebagai Calon Anggota Muda (CAM), saya terpaksa mengundurkan diri karena latihan semakin ketat dan harus mengorbankan banyak waktu kuliah untuk latihan. Karena saat itu saya masih semester 1, saya belum terbiasa untuk bolos mata kuliah. Dan juga, latihan yang diadakan biasanya sampai jam 7 malam. Jarak antara kampus dan rumah sekitar 26km dan membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama sehingga saat itu saya kadang keteteran untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah.




Akhirnya, pada kesempatan di semester 3 saya berniat kembali untuk ikut organisasi kampus. Dan sekarang saya benar-benar akan berkomitmen dan bertekad kuat untuk menekuni organisasi yang akan saya ikuti. Sayapun memilih untuk bergabung dalam organisasi BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Setelah mengikuti tahap penyeleksian, akhirnya saya pun diterima menjadi pengurus BEM FIKTI  periode 2014-2015 dalam departement Seni Budaya. Awalnya saya kira saya akan tersingkirkan kembali karena "seleksi alam", tapi ternyata tidak. Bahkan sampai detik saya menuliskan artikel ini pun, saya masih aktif dalam organisasi BEM FIKTI. Begitu banyak cerita dan pengalaman yang sudah saya alami di BEM FIKTI. Periode 2014-2015 akan segera berakhir, satu persatu program kerja sudah terlaksana. Saya tidak menyangka saya bisa melewati berbagai rintangan yang ada di organisasi ini. Dan organisasi ini menjadikan diri saya sebagai karakter yang kuat dan lebih unggul dalam hal leadership dan organizing.


 
PENGURUS BEM FIKTI PERIODE 2014-2015



Demikian cerita pengalaman organisasi saya di lingkungan kampus, berbeda dengan organisasi saya pada saat SMA dan diluar lingkungan kampus. Ingin tau lebih lanjut, silahkan baca artikelnya http://aliamutiamayanda.blogspot.com/2013/08/best-friend-is-best-person-for-my.html seputar organisasi diluar kampus yang masih saya jalani sampai sekarang, PPI (Purna Paskibraka Indonesia) dan cerita organisasi saat saya di SMA.
Terimakasih sudah membaca!



Ini ceritaku, mana ceritamu? :D
Regards, Alia
Young IT Student
South Jakarta, Indonesia

Saturday, 25 April 2015

Kudengar, Kau Aktivis Kampus...

Artikel kali ini saya ambil dari artikel seorang sahabat seorganisasi yang menampar saya dengan membaca artikel ini. Menegur perlahan dengan tulisan yang membuat saya tersadar sudah seberapa jauh antara saya dan keluarga saya ketika saya sedang disibukkan dalam urusan organisasi. Artikel ini saya re-posting karna untuk postingan - postingan berikutnya saya akan tulis seputar organisasi, kampus, dan Teknologi, dan menurut saya artikel ini termasuk salah satu kategori organisasi.
Semoga tulisan ini bisa memotivasi dan menyadarkan kita semua untuk lebih memprioritaskan keluarga. Apapun masalah & kesibukannya. Selamat membaca :)


Orang bilang anakku seorang aktivis. Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana. Orang bilang anakku seorang aktivis. Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat. Orang bilang anakku seorang aktivis.

Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan segala kesibukkanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak?

 Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.Anakku, kita memang berada disatu atap nak, di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini. Tapi kini dimanakah rumahmu nak? Ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini.

Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah, dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu. Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut. Mungkin tawamu telah habis hari ini, tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu. Ah, lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti, bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu. Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau engkau, katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline.

Padahal, andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini, memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu. Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak, tapi bukankah aku ini ibumu yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku.

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu, engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu. Engkau nampak amat peduli dengan semua itu, ibu bangga padamu. Namun, sebagian hati ibu mulai bertanya nak, kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu? Kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak?Anakku, ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.

Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu. Memang nak, menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat, tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan. Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak? bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?

Anakku, ibu mencoba membuka buku agendamu. Buku agenda sang aktivis. Jadwalmu begitu padat nak, ada rapat disana sini, ada jadwal mengkaji, ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting. Ibu membuka lembar demi lembarnya, disana ada sekumpulan agendamu, ada sekumpulan mimpi dan harapanmu. Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya, masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana. Ternyata memang tak ada nak, tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini. Tak ada cita-cita untuk ibumu ini. Padahal nak, andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku.

Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka, mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk ibu? Dimana profesionalitasmu untuk keluarga? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat? Ah, waktumu terlalu mahal nak .Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..

=Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta, ibu, ayah, kakak dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik. Dan hingga saat itu datang, jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan. Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan. Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.=

*Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus, untuk mereka sang penopang semangat juang ini. Saksikanlah, bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan. Karena tanpa ridhamu, mustahil kuperoleh ridhaNya…


Pesan yang saya ambil :
"Jangan sia-siakan waktu yang kamu miliki, karena sesungguhnya waktu itu berputar cepat, dan segala sesuatu di dunia hanyalah sementara" - Alia


Love  Allah, Love yourself, Love your family :)
<3 xoxo

Regards, Alia
25.04.2015